" Wadah Perca-perca Mimpi Sebelum Terburai Melangit " (B.E.J.)

Rabu, 05 Juni 2013

Permohonan Maaf

Hmm, bagaimana saya harus mengawali kalimat di postingan kali ini. Yang jelas, hingga detik ini saya merasa sangat bersalah.

Kisah ini dimulai 18 hari yang lalu, saat saya dan seorang teman perempuan saya nekat pergi dolen ke Ranu Kumbolo. Alhasil, dari perjalanan tersebut terciptalah beberapa postingan berupa catatan perjalanan dan puisi serta tak lupa beberapa dokumentasi foto. Tanpa mempertimbangkan efek setelahnya, saya publikasikan pengalaman perjalanan kali ini pada publik khususnya di dunia maya.

Beberapa hari kemudian banyak respon yang muncul akibat postingan-postingan tersebut. Namun, yang paling luar biasa adalah beberapa orang yang menghubungi saya via email dan via komunikasi lainnya dengan maksud sangat ingin tahu dan ingin mencoba petualangan nekat ala duo kumbolo. Saya sangat kaget sekali, ternyata respon yang muncul malah kebanyakan dari kalangan perempuan yang sangat on fire ingin menjelajah alam sendiri atau hanya berdua.

Saya tidak pernah bilang, bahwa saya sudah sangat berpengalaman dengan hal dolen ke alam. Namun, biar saya luruskan di sini. Memang perjalanan kemarin 18-19 Mei 2013 ke Ranu Kumbolo tersebut merupakan sebuah kekhilafan yang besar. Hanya dengan modal PENGEN dan NEKAT saja kami berani berangkat mencumbu alam. Padahal salah besar anggapan itu!

Jika kita ingin menikmati dan mentadabburi alam dengan sepenuhnya, maka semua hal harus dipersiapkan dengan baik. Mulai dari melihat apakah cuaca sedang bersahabat atau tidak? Apakah kondisi fisik sedang fit? Bagaimana trek yang akan kita jalani nanto? Dan siapa yang akan menjadi teman perjalanan kita? Teman perjalanan pun, tidak sembarangan. Bukan bermaksud untuk pilih-pilih kawan. Siapa saja bebas bermain dengan alam. Namun, ada baiknya jika kita masih awam dengan teknik survival di alam terbuka ajaklah teman yang sudah berpengalaman (mengetahui medan dengan baik, menguasai P3K, dan bisa diajak berdiskusi).

Sekali lagi, dalam postingan kali ini saya tidak memiliki banyak maksud seperti menggurui, menyalahkan, atau bahkan melarang. Itu semua bukan hak saya, karena sesungguhnya saya juga masih sangat awam dengan alam. Di sini saya hanya ingin mengefloorkan bahwa, kita bertandang ke alam bukan untuk memancing bahaya apalagi mencari mati!

Lebih bijak jika semuanya direncanakan dengan baik. Jika tidak ada teman untuk diajak dolen, sabarlah menunggu waktu yang tepat atau kita bisa mengajak orangtua dan keluarga dekat, bukan?

Saya mohon maaf untuk kekhilafan trip kemarin yang baik disengaja atau tidak telah mengompori jiwa yang lelah dan rindu akan pelukan alam. Silakan, direncanakan lagi sebaik-baiknya perjalanan anda kemana pun itu. Silakan menikmati alam dengan prosedur yang aman dan tidak membahayakan diri sendiri serta tidak merusak kelestarian alam. Sungguh rasa egois dan nafsu hanya akan menuntun manusia ke dalam jurang kehancuran.

Tetap cintai alam dan jelajahilah bumi Allah! Laki-laki, perempuan, tua, muda, dewasa, anak-anak, genre, dan usia tidak akan menghalangi kita untuk terus menikmati alam namun, keadaan dan waktulah yang menjadi pertimbangan. Serta Tuhanlah lewat alam yang akan memutuskan dan menunjukkan semuanya.
Mohon maaf! :)


                                                 BEJ, Juni '13