" Wadah Perca-perca Mimpi Sebelum Terburai Melangit " (B.E.J.)

Kamis, 29 November 2012

Caca Marica di Tanduk November

"mana dimana anak kambing saya
 anak kambing tuan ada di pohon waru
 mana dimana jantung hati saya
 jantung hati tuan ada di kampung baru

 caca marica he hei
 caca marica he hei
 caca marica ada di kampung baru

 caca marica he hei
 caca marica he hei
 caca marica ada di kampung baru "

Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari dendang ini. Hanya sebuah lirik sederhana yang mampu menyusun nada ceria. Mungkin. Lumayan, lagu ini sedikit menguarkan slentingan-slentingan kecil peninggalan ujian akhir semester kemarin. Bukan lagi masalah remidi atau ketidaktuntasan. Ia anggap itu sudah biasa terjadi dan pastinya harus terjadi pada siapa pun yang mengenyam pendidikan di negara ini dengan sistem yang agak ruwet. Tak ada ambiguitas dalam lagu daeran Nusa Tenggara ini. Lagu singkat yang dinyanyikan oleh segerombolan anak madrasah ibtidaiyah (setara SD) yang mungkin baru saja mendapat pelajaran kesenian bab bernyanyi lagu daerah tadi pagi. "Aku pernah bernyanyi seriang itu. Dulu," ia sempatkan melirik beberapa jenak gerombolan anak berseragam merah-putih yang sedang berjalan riang.

Akhir November, dan jika esok aku menoleh maka akan kutemukan dia telah melambaikan tangan.

Sabtu, 03 November 2012

Long March: COMPLETED!

Pertama-tama biarkan saya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan pada saya untuk melanjutkan dan menyelesaikan catatan perjalanan yang sempat tertunda ini bahkan saya kira tidak akan pernah selesai dan hanya menjadi buah bibir karena satu dan banyak hal.

Kedua kalinya shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, tokoh idola seluruh umat muslim sepanjang zaman yang namanya selalu diletakkan di posisi kedua baik dalam pembukaan pidato, ceramah, atau dalam ucapan syukur dalam corat-coret tulisan yang kurang jelas seperti ini. 

Ketiga kalinya saya tidak akan berterimakasih kepada pembawa acara, karena saat ini saya tidak sedang berpidato perwakilan angkatan dalam rangka wisuda kelulusan siswa-siswi MAN 3 Malang angkatan ke-21 tahun ajaran 2012/2013, melainkan saya ingin berterimakasih sepenuh hati kepada pihak-pihak yang telah bersumbangsih penuh dengan segenap jiwa-raga-tenaga-hati-pikiran dan doanya untuk mensukseskan perjalanan ‘dolen’ kali ini. 

Untuk Oom-oom di seberang sana yang telah berhasil mengiming-iming saya keluar dari zona nyaman, dolen untuk menghirup udara minggu yang berbeda. Untuk mbak Mencla yang udah setia jadi kawan long march serta pemberi domplengan saya dalam banyak perjalanan dolen, gimana mbak masih patah-patah rasanya? Untuk Srikandi yang selalu khawatir dan minta dikabari dimana kaki ini telah berpijak. Untuk Sinta yang selalu paham jika saya terlambat dan selalu memaklumi segala alasan yang akhirnya disampaikan atas nama izin kepada pengasuh asrama. Untuk bapak-ibu yang saya temui di pinggir jalan dan saya tanyai arah tetapi jawabannya mengecewakan. Untuk tukang parkir cakep yang menunjukkan kepada jalan yang benar, makasih ya mas! Hahaha. Untuk bapak guide Sigolo-golo. Untuk Mio merah, untuk nasi sambal ikan Wader, untuk sepotong ubi madu, untuk secangkir susu coklat panas dan STMJ. Untuk Mojokerto-Jombang. Untuk NGI edisi September 2012-Repihan Majapahit. Untuk semua sumber yang saya comot. Untuk perjalanan dan kebijaksanaan ini. Dan akhirnya inilah kisah langkah kaki ini.
***