Tears flowing down my cheek
Tearing
me up as I think
Of
what could have been
Tidak, kami tidak sedang berseteru atau pun bertengkar. Kami hanya
sedang sama-sama memberi waktu pada diri untuk menuntaskan apa yang belum
tandas. Juga memberi ruang untuk lebih banyak mendengar nurani tanpa
diintervensi emosi. Singkatnya kami sedang berpuasa dan memamah biakkan sabar
agar tercipta rindu yang kerap kali memang sudah susah sirna meski sering
berjumpa.
Rencana untuk mendepa jarak dan membekukan waktu benar-benar terjadi. Awalnya
saya pikir ini adalah permintaan paling egois yang tidak akan dikabulkan. Sebab
alasan ini terlalu mengada-ada dan kekanakan. Tapi begitulah adanya, pengguna
otak kanan seperti saya ini memang agak payah memfokuskan diri pada urusan lain jika sudah berkutat dengan
estetika, cinta, dan hati. Meskipun, banyak yang menyanggah sebenarnya teori
pengembangan potensi otak kanan dan kiri adalah hasil bualan para profesor yang
memiliki tujuan tertentu. Entahlah.
Jujur saja, saya sulit mengingat tanggal, hari, nama, dan angka. Segala
hal yang berbau matematik sepertinya telah lama membuat alergi saya kambuh. Hahaha.
Pengguna potensi otak kanan memang payah dalam hal akumulasi angka dan sejarah
tertulis, tetapi ia akan mudah mengingat warna, suasana, gaya bicara, gaya
berjalan, dan kenangan.
Itulah mengapa, jika ditanya
tanggal berapa kami pertama kali bertemu dan kapan waktu tepatnya, mungkin saya
akan mengendikkan bahu. Payah sekali. Tapi coba tolong, tanyakan pada saat kami
pertama kali bertemu bagaimana garis mukanya tergambar, bagaimana binar matanya
terpancar, apa warna baju yang ia pakai: pasti saya akan jawab dengan mantap! Dan
salah satu keuntungan pemaksimalan otak kanan adalah saat ujian bisa dengan
mudah menerapkan sistem SKS alias Sistem Kebut Sejam. Apakah Anda mengalami hal
yang serupa dengan saya? Baiklah, berarti kita toss dulu! Hahaha.
My
Ben and Jerry’s melting
Falling
apart like me
Dripping
down insinuating
Lagi-lagi tingkat ketidak stabilan
emosi saya membuat sempat ragu saat bangun dini hari tadi. Padahal, saya baru
tidur kurang dari dua jam. Sebab penghuni rumah malam tadi sedang asyik
menguarkan kisah selama dua hari kami tidak bertatap muka. Ada beberapa
kesibukan di akhir pekan yang harus kami jalani ditambah sumber air yang
bermasalah membuat kami berempat mengungsi sementara.
Seperti kebiasaan penghuni rumah
mungil saya biasanya, tiap malam kami selalu membagi apa saja yang telah
terlewati hari ini dan apa yang akan dilakukan esok hari. Kami benar-benar
menjunjung asas keterbukaan. For us, open and trust is more important than
anything. Itu semboyan kami.
Wacana sebulan akan berlari juga
sebelumnya sudah saya share pada mereka, dan saya perkuat tadi malam. Mereka
mengiyakan dengan mantap dan berjanji akan menguatkan kala saya mulai goyah. Terima
kasih Rabb, Kau isi hidup saya dengan orang-orang penuh kasih sayang.
What
if things had been different
What
if we'd kept it light
What
if I could hold you
I
wish you'd never lied
Kita kembali pada
pemanfaatan otak kanan. Prof. Makoto Shicida seorang ilmuwan dari Jepang
mengatakan bahwa, perkembangan otak kanan itu seperti piramida terbalik seiring
bertambahnya usia seseorang. Semakin hari semakin bertambahnya usia, maka
perkembangan otak kanan seseorang akan semakin berkurang. Umumnya, otak kanan
akan berkembang dan mencapai puncaknya pada usia 0-6 tahun, yang sering
disebut-sebut oleh para bunda “golden age”-nya anak.
Sepertinya Mama melakukan
tindakan yang over tepat saat saya berada di golden age. Sebab hingga
saat ini, umur saya berlipat tiga dan lebih-lebih setahun beberapa bulan dari
usia keemasan anak-anak tersebut, otak kanan saya berkembang dengan luar biasa baik.
Saking baiknya, neural circuit membiak tak keruan di otak kanan saya.
Kalau saja ada mata
kuliah khusus untuk mahasiswa pendaya guna otak kanan yang berhubungan dengan image
ability, extrasensory perception, perfect picth, photographic memory, dan
banyak hal tentang daya menggambarkan dan mendeskripsikan sesuatu lewat pikiran,
gambar, dan persepsi, pasti saya paling unggul. Bukannya sombong, tapi
kenyataannya saya suka sekali bermain-main dengan teknik pendeskripsian. Hahaha.
I remember clearly you saying
You
and me forever
Though
I'm still praying