" Wadah Perca-perca Mimpi Sebelum Terburai Melangit " (B.E.J.)

Jumat, 16 Januari 2015

Agama di Matamu, Agama di Mataku, Agama di Mata Tuhan

Tuan, agama bukan hanya urusan surga dan neraka. Meski itu nanti akhir tujuan kita semua. 

Tapi Tuan, tahukah Anda ketulusan dan pengorbanan tanpa ada setitik pun niat menyakiti hati orang lain pun rupanya juga penting diingat oleh orang beragama. Ketulusan untuk menebar manfaat pada semua.
Banyak orang beragama yang fokus pada tujuan akhir, hingga ia bersi keras bahwa ia lah yang paling benar dan yang lain salah. Ia hanya tahu kebenaran yang ia anut akan membawanya ke surga. 

Bukan Tuan, bukan saya menggurui ataupun saya orang paling alim sekali pun. Bukan pula saya pernah mengunjungi surga dan neraka seperti baginda Rasul kita. Tapi Tuan, seorang anak kecil yang mengaji di TPQ kampung tempat saya singgah dulu pernah mengulang hafalannya tentang perkataan sang baginda, bahwa agama adalah cinta kasih: pada sesama, pada semesta, dan pada Pencipta. 

Tuan, sekali pun jalan pikir kita tak pernah bertemu dalam diskusi hening ini. Saya hanya mohon satu hal, yakinilah bahwa Dia tak pernah lelap. Akan selalu tahu apapun yang kita kerjakan. Sediam apapun mulut tak bersuara, Dia tahu kita sedang berdebat hebat dalam relung hati masing-masing. 

Tuan, Tuhan itu Maha Cinta. Bagaimana kita bisa memahami agamaNya jika kita tidak bisa menumbuhkan rasa cinta satu sama lain?

Mohon maaf, jika saya lancang bertanya seperti ini untuk menggedor pintu hati Tuan. 

(Agama di Matamu, Agama di Mataku, Agama di Mata Tuhan-B.E.J)