" Wadah Perca-perca Mimpi Sebelum Terburai Melangit " (B.E.J.)

Jumat, 22 Maret 2013

Teruntuk yang Istimewa


Hai! Maaf aku mengganggu ketenanganmu, tapi salah siapa pula kau menggangguku tidur nyenyakku beberapa waktu terakhir ini? Dan karena terlanjur masuk dalam bilik kecil permainan ini, maka sekalian saja aku bawa kau masuk dalam postingan kali ini.
Sepertinya setiap tahun aku dengar namamu yang agung itu digembar-gemborkan. Meski kadang beberapa tahun sekali banyak orang berkumpul untuk walimahan, mengadakan syukuran di sana untuk mengganti namamu.

Oh, maafkan jika kau tersinggung. Bukan maksudku mengorek kebobrokan sistem yang ada di tanah cincin api ini. Aku bangga dengan semua elemen yang bertransformasi dan membentuk jamrud khatulistiwa ini, dengan semua kesederhanaan, kelebihan dan kebejataannya. Meski yang terakhir aku sebutkan itu bukan salah ibu mengandung.

Kamis, 14 Maret 2013

It's Coming Soon on Fire!


Wah, lama sekali saya tidak mengunjungi rumah kedua saya ini. Toples Mimpi yang ternyata alhamdulillah cukup dirindukan, setidaknya oleh saya sendiri. Hahaha.

Enam minggu terakhir ini saya habiskan waktu untuk berteman dengan sepuluh mata pelajaran yang akan diujikan 3 hari ke depan dan 30 hari ke depan. Penentuan nasib awal. Fiuh.  Mungkin ini beberapa kesamaan yang patut diapresiasi banyak jempol melebihi jumlah likers dan retweeters status manapun, jempol yang patut diacungkan untuk mayoritas pelajar di Indonesia jika sudah mendekati detik-detik ujian seperti ini. Mulai membuka mata, telinga, mulut, dan memaksimalkan seluruh indera untuk berlari ke guru pembimbing mata pelajaran intensif saat jam istirahat, menerjang kegalauan yang datang dari segala pihak, begadang mencumbui latihan soal-soal, hingga akhirnya tersungkur sujud di kaki Sang Pemilik semua hasil ujian akan dikembalikan.

Tiga minggu yang lalu selepas ujian madrasah saya sempatkan melepas penat sejenak bersama tiga kawan saya, menyambangi 2000 Mdpl. Mohon maaf bagi yang sebelumnya sudah saya janjikan untuk memposting catatan perjalanan 'The Amazing Sp(an)derman', belum bisa saya penuhi dikarenakan saya lupa dimana meletakkan agenda kecil poin-poin perjalanan itu. Yang jelas, Panderman masih setia dengan ijo royo-royonya. Masih sangat nyaman untuk berbagi sedikit kesumpekan bekas ujian dan try out.

Saya sendiri sampai sekarang masih menelaah, sebenarnya apa tujuan dari ujian yang bersifat serentak senegara? Untuk mengetahui hasil belajar para pelajar selama beberapa tahun belajar? Atau sekadar untuk mengisi kertas ijazah yang akan dibangga-banggakan nantinya? Aish, malas betul saya akhir-akhir ini untuk menarik kesimpulan ngawur. Yang jelas banyak para tetua yang bilang bahwa ujian adalah sarana berkreasi kita. Entah itu ujian formal, non formal, bahkan ujian hidup sekalipun. Tuhan ingin melihat bagaimana cara kita berkreasi menghadapi ujian itu, memaksimalkan segala daya, upaya, dan potensi yang manusia miliki. Dari ujianlah manusia akan tahu, seberapa kuat dan luar biasanya ia terhadap gertakan dan gemblengan dari situ pula ia akan tahu seberapa lemahnya ia tanpa Tuhan, tanpa 3B hasrat 
awal hidup manusia, (Berusaha, Berdoa, Berserah Diri).