Opo ora eman duite (Apa tidak
sayang uangnya)
Gawe tuku banyu setan (Buat beli air
setan)
Opo ora mikir yen mendem (Apa tidak
berpikir kalau mabuk)
Iku biso ngerusak pikiran (Itu bisa
merusak pikiran)
Masyarakat Indonesia menjadi lebih energik akhir-akhir ini lantaran
banyak program tv yang menanyangkan dan mengajak masyarakat untuk bernyanyi dan
bergoyang bersama. Sebut saja acara Yuk Keep Smile yang ditayangkan di salah
satu stasiun televisi swasta berhasil menghebohkan masyarakat dengan berbagai
macam goyang. Setelah sukses dengan goyang Buka Sitik Joss yang
diprakarsai oleh artis bernama Caisar, kali ini tidak mau ketinggalan goyang Oplosan
pun mendadak melejit karena dipopulerkan oleh pesinden dan penyanyi serba bisa,
Soimah.
Goyang yang dilakukan dengan
menghadap samping dan menggoyangkan pinggul naik-turun ini merupakan suatu
gebrakan baru. Mengesampingkan apakah acara ini layak untuk ditonton oleh
anak-anak atau hanya legal ditonton oleh sebagian orang, goyang Oplosan dilatari
oleh lagu dan musik yang rancak sehingga siapa pun yang mendengarnya ikut
terlena dan menikmatinya.
Namun, tahukah anda bahwa lagu Oplosan
ini dibuat bukan tanpa alasan? Lagu ini diciptakan oleh Nur Bayan, seorang penulis lagu yang berasal dari Kediri-Jawa
Timur. Bayan mengaku bangga karena lagu ciptaannya berhasil diterima masyarakat
luas tepatnya setelah dipopulerkan oleh Soimah.
Saya belum pernah bertemu langsung
dengan lelaki kreatif itu, namun saat berkunjung ke rumah nenek yang kebetulan
berada di kabupaten yang sama dengan Bayan kemarin, saya mendapatkan banyak
kisah dari saudara-saudara mengenai fenomena oplosan yang banyak terjadi di
sekitar sana (Kediri).
Secara fakta, lagu ini dibuat karena
banyaknya peristiwa yang terjadi di sekitar Bayan menyangkut oplosan. Menurut
hasil pencarian di kamus Slang, oplosan atau cukrik (jawa) adalah minuman keras yang dicampur
rasa-rasa dan zat-zat lainnya, seperti spiritus, pewangi pakaian, cairan
pembunuh serangga, dan-lain-lain.
Ojo diteruske mendeme (Jangan
diteruskan mabuknya)
Mergo ora ono untunge (Karena tidak
ada untungnya)
Yo cepet marenono mendemmu (Ya cepat sudahilah
mabukmu)
Ben dowo umurmu (Biar panjang umurmu)
Rupanya budaya mengoplos atau mencampurkan minuman keras dengan
zat-zat berbahaya ini telah lama terjadi di masyarakat kita. Minuman oplosan
ini dimaksudkan agar penikmat atau peminumnya segera mengalami efek nge-fly
dalam waktu yang relatif cepat. Namun, ternyata efek yang ditimbulkan tidak
berhenti pada penikmatnya yang segera tidak sadarkan diri dan menganggap semua
hal di bumi ini terbang dan terasa ringan beban. Oplosan ini juga menyebabkan
gagal fungsi organ dalam bagi penikmatnya.
"Orang sebelah timur sana,
kemarin pas malam tahun baru meninggal empat gara-gara ngoplos",
ujar tante saya ketika kami menikmati lagu Oplosan malam itu di salah
satu program televisi.
"Memangnya mereka ngoplos
pakai apa, Te kok langsung mati?" tanya saya penasaran.
"Tante
denger kemarin ada yang pakai soffel ada juga yang pakai bunga kecubung.
Eh, iya kalau langsung mati wong ada yang buta ada juga yang
lidahnya nggulung kayak kebakar gitu", saya bergidik mendengar
cerita tante ini.
"Memangnya
bunga-bungaan juga bisa bikin orang mabuk banget gitu ya, Te? Trus, sebenernya
niat mereka itu apa kok ya nyampur-nyampurin begituan? Ckckck."
"Ya,
ndak semua bunga bisa dibuat ngoplos, nduk! Tapi bunga kecubung
itu memang beracun apalagi kalau dia direndam terus airnya dicampur sama
minuman keras mereka yang memang dari sananya memang bikin orang mendem.
Mereka itu pada dasarnya toh kurang mensyukuri nikmat gusti Allah, lha
wong sudah dikasih hidup, dikasih uang, biar bisa hidup yang baik dan
ibadah kok ya disio-sio", ibu muda di hadapan saya ini menggeleng-gelengkan
kepala.
Oplosan, oplosan, oplosan
Coba sawangen kae kanca-kancamu (Coba lihatlah
itu teman-temanmu)
Akeh sing podo gelempangan (Banyak yang
pada bergelimpangan)
Ugo akeh sing kelesatan (Juga banyak
yang kejang-kejang)
Ditumpakke ambulan (Dinaikkan ambulan)
Sembari
menelaah apa yang dikatakan tante saya kemarin, siang ini saya dikagetkan
dengan berita cukrik maut yakni bir yang dioplos dengan methanol berjenis
spiritus. Peristiwa yang terjadi di Mojokerto, Jawa Timur ini memakan 16 orang korban
tewas dalam kurun waktu 6 hari. Kebanyakan dari mereka melakukan pesta setan
ini pada malam tahun baru. Dan baru melarikan diri ke rumah sakit setelah tiga
hari, saat zat methanol telah menyebar ke tubuh mereka.
Dokter
dan sejumlah petugas rumah sakit mengatakan bahwa, untuk mengeluarkan zat yang
ada dalam tubuh mereka haruslah melakukan cuci darah. Itupun, bisa dilakukan jika
jarak waktu minum beberapa jam setelahnya. Dokter juga mengatakan bahwa jika
korban tidak meninggal dunia, maka kemungkinan lain yang bisa terjadi pada
korban adalah gagal fungsi organ jantung, paru-paru, otak, mengalami kebutaan,
dan yang paling ringan adalah gangguan pencernaan seumur hidup! Astaughfirullah!
Yo wis cukupno anggonmu mendem (Ya, sudah
cukupkanlah perbuatan mabukmu)
Yo wis cukup anggonmu gendeng (Ya, sudah
cukup perbuatan gilamu)
Yo mari-mario, yo leren-lereno (Ya
sudah-sudahlah, ya berhenti-berhentilah)
Ojo diterus-terusno (Jangan
diterus-teruskan)
Sebenarnya
dalam ajaran agama Islam yang mulia semua telah diatur dengan indah. Mengapa seseorang
tidak dibolehkan minum atau makan suatu hal yang memabukkan karena Allah SWT
telah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk untuk hajat hidup manusia. Firman
agung yang tertera dalam kitab suci Alquran:
"Hai
orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu,
dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu)." TQS. Al-Maaidah 90-91.
Di sini, apakah yang dimaksud dengan
khamar?
Idola saya, Rasulullah SAW. bersabda
bahwa, "Semua yang memabukkan berarti arak (khamar), dan setiap arak
adalah haram." (HR. Muslim)
Dan Umar pun mengumumkan pula dari
atas mimbar Nabi, "Bahwa yang dinamakan arak (khamar) ialah apa-apa
yang dapat menutupi pikiran." (HR. Bukhari dan Muslim)
Saya tidak mau menghakimi, bagaimana
kuantitas dan kualitas ibadah para penikmat oplosan tersebut. Karena toh,
yang tahu kadar keimanan seseorang hanya ia dan Tuhan. Bukankah begitu? Namun,
ada baiknya jika hendak mencoba banyu setan ini kita melihat surat cinta Allah yang berbunyi:
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri
masjid)…" TQS. An-Nisaa: 43.
Dan sungguh,
sebelum menikmati hukuman di akhirat nanti. Penikmat oplosan ini sudah ditimpa
dosa terlebih dahulu setelah menikmati rasa oplosan yang mereka teguk. Meskipun,
hal dosa dan hukuman bukan ranah kekuasaan saya namun, Tuhan telah
menjelaskan dalam pedoman suci umatnya.
"Mereka
bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya"…" TQS.
Al-Baqarah 219.
Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu! (Tutuplah
botolmu, tutuplah oplosanmu!)
Emanen nyawamu (Sayangilah nyawamu)
Ojo mbok terus-teruske (Jangan kau terus-teruskan)
Mergane, ora ono gunane (Karena tidak
ada gunanya)
Wah, ternyata ada
baiknya meneropong sesuatu dari titik lihat yang berbeda. Lagu dangdut koplo
yang tengah beredar luas di masyarakat ini hendaknya bukan cuma dinikmati dan
dipraktekkan goyangannya. Namun, dinikmati dan dipraktekkan kandungan isi
liriknya agar kita sebagai seniman tetap bisa menghargai seni hidup dan seni
syukur atas karunia Tuhan. Jika memang bukan kita yang berpotensi melakukan
perbuatan ini, maka menjadi tugas kitalah menjaga keluarga kita dan orang-orang sekitar kita dari minuman setan ini. Salam goyang oplosan! Hahaha :)
Sidoarjo, 6 Januari 2014
B.E.J, 16:03
Sumber:
Alquran
Hadits Bukhari-Muslim
m.wowkeren.com
haha keren mba bel keren
BalasHapus