" Wadah Perca-perca Mimpi Sebelum Terburai Melangit " (B.E.J.)

Rabu, 14 September 2011

Kim Bo Dong


Pagi itu, aku masih merasakan segarnya hawa-hawa libur hari raya. Salah satu bukti bahwa aku sangat mensyukuri nikmat liburan tersebut adalah dengan cara, bangun siang alias mbangkong. Namun, tidak seperti hari-hari kemarin pagi ini ada sesuatu yang sangat mengusik tidurku.
“Pok-pak-pok-pak.” Sosok itu memukul-mukulkan tangannya ke wajahku.
“Hash~ Apaan sih ini? Pagi-pagi udah gangguin orang aja!” Kataku sewot.
“Mbak…!Mbakk…!” Suara mungil itu mencoba memanggilku.
Tuyul dari mana nih nyasar?” Batinku masih enggan membuka mata.
“Mbaaaakkk…! Pok-pak-pok-pak-pok.” Tuyul kecil itu berteriak disertai dengan pukulan tangannya ke wajahku yang semakin keras, sepertinya ia mencoba membangunkanku.
“Hei…!” Aku tak kalah nyolotnya.
“Bel, bangun! Udah siang, sampe-sampe Rafi juga ikut bangunin kamu lho!” Kata sepupuku yang ternyata belakangan dia lah yang membawa si tuyul kecil bernama Rafi itu ke rumah nenekku.
Dengan sangat malas, aku mencoba membuka mata. Eh, ternyata beneran ada tuyul. Tuyul yang sengaja gangguin agenda rutinku di waktu liburan. Akhirnya, aku bergegas melakukan bersih diri sebelum si Rafi semakin membabi buta, mencakar-cakar wajahku. Mungkin.
**********

“Anak siapa ini?” Tanyaku pada saudara sepupu, masih dengan perasaan agak dongkol.
“Anak tetangga sebelah, tapi tiap hari udah jadi agenda tetap maen kesini.” Jelasnya.
“Heh? Kok gitu? Emang ibunya gak nyari?” Aku heran.
“Emaknya, kerja. Bapaknya udah meninggal waktu dia masih umur 3 bulan.”
“Hah? Kok?” Aku shocked.
“Iya, kecelakaan. Makanya, dia sering dibawa maen kesini sama bapakku maksudku pakdhe mu .” Sepupuku menjabarkan.
“Kasian ya.” Rasa jengkel tadi mulai memudar hingga…
“Pyaaarrrr…” Suara barang pecah belah jatuh.
“Rafi….!” Aku berteriak spontan anak laki-laki sekitar usia 2 tahunan itu ikut kaget lalu menangis.
“Cup..cup.., sayang. Gak papa ya.” Sepupuku menenangkannya.
“Yah, nastarku setoples jadi mubadzir dong!” Sesalku.
“Ah, gak papa! Yang penting sekarang tuh ini! Anak oranng bisa diem!” Kata sepupuku sambil menggendong Rafi yang menangis semakin menjadi.
“Sayng..sayang…,unyu-unyu. Ayo kita beli es krim yuk! Es krim rasa coklat.” Bujukku. Dan dia mulai berhenti menangis. Parahnya,  ternyata si tuyul kecil itu paham akan bujukanku barusan.
“Mana?” Kata suara mungil itu masih sesenggukan.
“Yah, dia kok ngerti. Aku kan cuma bohongin dia biar berhenti nangis. Kok malah… ” Sesalku.
“Udah, beliin aja di toko depan. Daripada dia nangis lagi kan kamu juga yang repot.”
“Enak aja! Siapa suruh bawa dia kesini!” Aku tak mau kalah, menyalahkan sepupuku.
“Udah deh, ayo kita beliin bareng.”
“Hmm, ayo dah!” Akhirnya aku pasrah.
**********
Siang itu, Rafi benar-benar sukses membuat kami pesta makan es krim. Pasalnya, sesampainya kami di toko es krim, kami juga jadi ikut ngiler. So, mau-gak mau ikut beli deh. Untung, masih ada pendapatan THR. J
Kami bertiga makan es krim di halaman depan rumah.
“Eh, liat deh! Rafi lucu banget ya kalo  lagi makan es krim.”
“Hehehe, iya. Kayak siapa coba?” Aku coba mengingat-ingat.
“Kayak salah satu artis Korea.” Celetuk sepupuku.
“Artis Korea dari mananya?” Aku tak terima.
“Coba diamati bel, dia itu lucu. Kayak Kim Ki Bum.” Lagi-lagi sepupuku ngaco.
“Ngawur! Yang ada dia itu Kim Bo Dong bukan Kim Ki Bum. Hahahaha.”
“Hhahaahaha, ah kamu ini bisa aja.” Sepupuku juga geli mendengarnya. Sampai tiba-tiba…
“Mbakk…!” Suara jahil itu adalah suara Rafi.
“Hmm..” Aku dan sepupuku bergumam.
“Pis.” Kata wajah tanpa dosa itu.
“Bel, gendong dan bawa dia ke kamar mandi. Kayaknya dia mau pipis deh. “
“Ogah ah!” Tolakku.
“Ayolah! Es krimku belum habis nih!”
“Ntar kalo dia ngompol waktu aku gendong gimana?”
“Gak..gak..! Dia pinter kok! Udah bisa pipis di kamar mandi sendiri. Ya  kan Rafi?” Kat sepupuku menanyai Rafi seolah-olah dia mengerti apa yang kami bicarakan.
“Cepetan Bel!”
“Iya..iya.” Katku terpaksa sambil menghampiri si kecil itu. Namun, tiba-tiba..
“Cuuurrr..” Cairan hangat itu merembes ke pakaianku.
“Kim Bo Dong…..!!!!” Teriakku histeris.
“Huakakakakakak.” Sepupuku tertawa penuh kemenangan melihat insiden itu.
Rafi, si Kim Bo Dong itu sukses menjadikanku sebagai kaskus tempat dia pipis. :) .Tamat.


(Ini foto Rafi diambil saat dia dijadikan percobaan model kacamata baru milik sepupuku)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar