Hai!
Maaf aku mengganggu ketenanganmu, tapi salah siapa pula kau menggangguku tidur
nyenyakku beberapa waktu terakhir ini? Dan karena terlanjur masuk dalam bilik
kecil permainan ini, maka sekalian saja aku bawa kau masuk dalam postingan kali
ini.
Sepertinya
setiap tahun aku dengar namamu yang agung itu digembar-gemborkan. Meski kadang
beberapa tahun sekali banyak orang berkumpul untuk walimahan, mengadakan syukuran di sana untuk mengganti namamu.
Oh,
maafkan jika kau tersinggung. Bukan maksudku mengorek kebobrokan sistem yang
ada di tanah cincin api ini. Aku bangga dengan semua elemen yang
bertransformasi dan membentuk jamrud khatulistiwa ini, dengan semua
kesederhanaan, kelebihan dan kebejataannya. Meski yang terakhir aku sebutkan
itu bukan salah ibu mengandung.
Baiklah,
mari kita ulas sedikit tentang profilmu. Aku juga tidak tahu kapan tepatnya kau
terlahir? Siapa bapak-ibumu? Berapa saudaramu? Dimana tempat tinggalmu? Dan
banyak hal lain yang bisa saja aku ketikkan beberapa kata di mesin pencarian dan
pasti akan memunculkan segala informasi tentangmu. Tapi untuk apa? Kau kan
tidak hidup! Kau hanya bergantung, menggelayut, dan menyertai benak hidup
seseorang.
Mengenalmu,
membuatku mengerti dua mata sisi. Seperti yang guruku kembali ulas tadi.
Tentang peluang munculnya sisi gambar atau angka pada sebuah koin yang dilempar
sepersekian kali. Materi pelajaran matematika tahun lalu yang tak sengaja
kulupakan. Kau sebuah energi dan kau juga sebuah belati.
Siapapun
bisa tiba-tiba kesetanan pergi ke tempat ibadah untuk menyembah-nyembah
Tuhannya karena akan berhadapan denganmu yang memang sangat istimewa. Siapapun
akan lari terbirit-birit melakukan semua amal baik berharap pertemuan denganmu
nantinya akan menghasilkan buah yang manis. Semanis rambutan Binjai yang sedang
marak dijual 5000-7000 rupiah perkilonya di pasar besar kota ini. Kau adalah
energi luar biasa.
Belati,
ya kau juga sangat tajam. Kali ini memiliki fungsi yang sanggup membuat siapa
saja bergidik hanya dengan membaca rentetan huruf-huruf ini. Kau, hmm… harus
kusebut apa kebrengsekanmu ini? Dia yang ramah dan murah senyum pun dengan
mudah kau jadikan orang lain yang senang bermuram durja jika kami berpapasan
akhir-akhir ini. Haha. Kau terlalu banyak mengambil selera humornya. Sepertinya
kau juga sengaja membekukan syaraf senyumnya. Intinya, kau menyayat dan
membuatnya terasa perih.
Hari ini , guru agamaku menceritakanmu dengan
versi yang lebih manis. Kau membuat semua korbanmu menjadi daging yang hebat.
Sebuah meditasi ternyata mampu merubah seseorang bersahabat baik denganmu.
Bukan lagi menyalahkan nasib dan mengkambing hitamkan takdir.
Ya,
karena memang meditasi akan membuat semua lebih terkendali. Menjadikan segala
sesuatu lebih matang, berarti dan yang jelas ia mampu menetralkan hati terhadap
sebuah kecenderungan. Nah, jika kukembalikan dengan keadaan kita saat ini
mungkin meditasilah cara terbaik untuk menyongsong akhir dari rangkaian ini
semua.
Tentu
semua orang memiliki cara meditasinya sendiri, tak harus latah dan ikut-ikutan
tanpa tahu dasar yang jelas. Dan bila boleh menggunakan bahasa kasar, begini
jika kutuliskan. “Tinggal kembalikan saja pada diri sendiri, apakah
kedatanganmu akan membuat seseorang menjadi angkuh atau malah akan
menghancurkan keangkuhan seseorang?”. Kumohon, beri waktu sedikit saja untuk
berkontemplasi.
Aku
tahu mungkin lebih baik kita bersahabat saja. Karena ke depannya, kau pasti
masih akan datang padaku dengan dandanan yang lebih menor lagi. Waktu
kebersamaan kita hanya tersisa 3 minggu berjalan dengan 4 hari penentuan. I swear! Aku akan berbaik-baik denganmu.
Teruntuk
kau yang istimewa, hai ujian! Seyakin-yakinnya aku berkata meski tak terucap
dengan suara. Kaulah, ujian yang akan menghancurkan keangkuhan diri bukan
menjadikan angkuh dalam diri!
With
pleasure to welcome UN 2013,
B.E.J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar