" Wadah Perca-perca Mimpi Sebelum Terburai Melangit " (B.E.J.)

Jumat, 22 November 2013

Hanya Ranu Kumbolo. Tidak Lebih.


Entah sejak kapan aku jatuh hati padamu
Anggunmu dipecah matahari terbit dari bilik bukit
Riakmu berdesir meninggalkan sarat damai

Ketika rumah keong kudirikan di bibir basahmu
Kau hanya mampu tersenyum
Mengayomi. "Aku tempat pulangmu. Maka cumbuilah aku sepuasmu"
Katamu senja itu.

Malam itu, ketika banyak kaki sembunyi dalam satu kemul butut
Kau menjadi saksi diantara tumpah ruah bintang
Yang membayang di airmu

Bertemankan tanjakan cinta
Kucumbui kau penuh cinta
Dengan mesra dalam alunan nyanyian binatang malam

Ah, alam memang tempat pulang dan teman bercinta terbaik.

"Jangan pernah menebar harapan, jika tak mampu menyemai luapan. Jangan mengumbar aksi, jika tak menghendaki reaksi", ngiang sabda alammu mendenyutkan telingaku.

Maka ampuni aku jika, parasmu selalu membayang di pelupuk purnama kota ini

Tapi, aku janji Ranu Kumbolo
Aku akan pulang.
Untuk mencumbuimu dan memeluk sang Maha di singgasana agungnya

Dan akan kutekan kerinduan ini
Hingga menjadi pipih
Lalu kuterbangkan pada angin
Agar bisa menyentuh riakmu
Hanya itu pintaku saat ini. Tidak lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar