Untuk Nona senyum beku yang (semoga) segera melumer...
Kau tahu, Nona?
Masalah itu hanyalah pengulangan dari jemu kebaikan. Kau akan
terkungkung selamanya jika kau mengulangnya selalu dan selalu. Barangkali,
sekali saja kau boleh mencoba berangkat agak siang saat jalanan mulai lengang
dan matahari sedikit lebih terik dari sinar biasanya di jam tanganmu. Bisa jadi,
kemurtadanmu dari taat jadwal setiap hari akan membawamu pada kelegaan yang
lebih plong.
Ini bukan masalahmu atau
dia, apalagi tentang aku. Ini hanya masalah pengulangan, Nona. Sebab kau selalu
menghindar saat hidupmu yang serba sistematis itu mulai melenceng. Padahal, di
situlah seni hidup dimulai.
Sebentar, Nona. Coba selami lagi apa yang selama
ini kau khawatirkan? Atau sebenarnya tidak ada rasa khawatir, kau hanya tidak
mau mengambil risiko kecewa dan mengecewakan. Karena selama ini kau anggap
mereka menganggapmu sebagai jantung hati. Itulah, mengapa hidupmu tak lain
hanya sebuah beban. Menyandarkan sesuatu yang memberatkan langkahmu sendiri.
Nona, sampai kapan kau akan gamang meninju congkak waktu?
Jika jawabanmu
adalah kapan-kapan, maka bersiaplah sebentar lagi kau akan sesak napas
diinjak-injak rombongan detik. Tapi, jika saja kau jawab dengan lantang inilah
saat terakhirmu menjadi kapas. Sudah saatnya berhenti mengambai-ambai
dipermainkan hembus masa. Maka ada satu hal yang harus kau pahami, sebelum
kemudian memutuskan untuk bermetamorfosis menjadi wujud baru.
Hidup ini laksana konpeito. Dalam setoples akan banyak macam
gula-gula permen yang berwujud sama. Tapi, telitilah Nona. Tidak semua zat gula
menghasilkan manis yang sama. Bisa jadi saat kau mengambil permen warna kuning
itu, kau akan batuk-batuk lantaran ia terbuat dari obat gula. Entah aspartam,
sakarin, atau sukralosa. Yang jelas, sejak awal produksi permen
itu memang dibuat bervariasi rasa dalam bentuk yang sama lalu ditempatkan dalam satu
wadah. Kadang-kadang ada pula yang tak berasa apapun. Hambar.
Ingatlah, Nona. Semua masalah itu pada dasarnya konpeito. Berbentuk
sama. Hanya saja bagaimana kau menghadapinya, itulah rasa yang akan kau kecap. Semoga setelah ini kau tidak lagi merutuki kesialan hidupmu
yang serba sempurna itu.
![]() |
Konpeito (doc.Google) |
Sebab adakalanya konpeito dimaknai sebagai thank
you for coming. Begitu pula, masalah. Ia hadir untuk mengingatkan betapa
beruntungnya kau sudah mampir datang dalam kehidupan ini.
Konpeito, B.E.J
(18/11/14)
23:27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar