" Wadah Perca-perca Mimpi Sebelum Terburai Melangit " (B.E.J.)

Jumat, 31 Oktober 2014

Sang November

Diam-diam dia diam lalu berpikir
Diantara pekat kopi hitam dan getir malam sabit
Sesekali ia mendongak 
Mencari sesuatu yang tak jua ia pahami 

Rupanya tepi malam menetaskan rasa
Tentang getir, pekat, lalu pahit
Lepas

Setelah ini akan dia cari lagi
Apa itu lepas lalu berdarah?
Lantaran mereka tidak mau bungkam:

Ini bulan berdarah! Semua-mua dibantai dan diurap. 

Ternyata ini dia, November! 
Sang diam yang mengacuhkan segala musim. 
Membantai semua pekat.
Mengurap segala rasa. 

Kelak, ia akan berbaik hati;
Pada sepasang merpati yang tak henti merapal doa dalam hati. 

doa: ketidakpastian yang selalu mereka semogakan.


(Sang November-B.E.J)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar