Diantara pekat kopi hitam dan getir malam sabit
Sesekali ia mendongak
Mencari sesuatu yang tak jua ia pahami
Rupanya tepi malam menetaskan rasa
Tentang getir, pekat, lalu pahit
Lepas
Setelah ini akan dia cari lagi
Apa itu lepas lalu berdarah?
Lantaran mereka tidak mau bungkam:
Ini bulan berdarah! Semua-mua dibantai dan diurap.
Ternyata ini dia, November!
Sang diam yang mengacuhkan segala musim.
Membantai semua pekat.
Mengurap segala rasa.
Kelak, ia akan berbaik hati;
Pada sepasang merpati yang tak henti merapal doa dalam hati.
doa: ketidakpastian yang selalu mereka semogakan.
(Sang November-B.E.J)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar